Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp16.405 per Dolar AS

https://hidetanakake.com/ JAKARTA — Nilai tukar mata uang rupiah dibuka melemah pada posisi Rp16.405 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini, Selasa (11/3/2025). Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah turun sebesar 0,23% atau 38 poin dibandingkan dengan posisi sebelumnya.

Sementara itu, pada saat yang sama, indeks dolar AS mengalami pelemahan sebesar 0,25% ke posisi 103,692. Mata uang Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,32%, dolar Singapura naik 0,13%, dan yuan China juga menguat 0,07%. Namun, beberapa mata uang lainnya, seperti dolar Taiwan dan peso Filipina, mengalami pelemahan, masing-masing sebesar 0,16% dan 0,06%. Ringgit Malaysia melemah 0,32%, baht Thailand turun 0,11%, won Korea melemah 0,05%, rupee India turun 0,52%, dan dolar Hong Kong stagnan.

Prediksi Pergerakan Rupiah

Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat Forex, memperkirakan bahwa pada hari ini, Selasa (11/3/2025), rupiah akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah di rentang Rp16.350-Rp16.430 per dolar AS.

Ibrahim juga mencatat bahwa pada perdagangan kemarin, Senin (10/3/2025), rupiah ditutup melemah 72 poin ke level Rp16.367, setelah sebelumnya turun 80 poin ke level Rp16.229. Dia menambahkan bahwa investor kini cenderung berhati-hati mengingat kekhawatiran seputar kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump. Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan memberlakukan tarif 25% pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko serta menaikkan pungutan terhadap produk China hingga 20%. Meskipun Trump kemudian melunakkan kebijakannya dengan menunda tarif selama 4 pekan pada sebagian besar barang Meksiko dan Kanada, ia tetap mempertahankan sikap tegas terhadap China.

Dampak Ekonomi Global

Ibrahim juga menyebutkan bahwa tekanan deflasi di China semakin meningkat pada Februari 2025, dengan harga konsumen dan produsen turun lebih tajam dari yang diperkirakan. Indeks Harga Konsumen (CPI) di China berkontraksi 0,7% secara tahunan, yang merupakan penurunan pertama dalam 13 bulan, dan melampaui ekspektasi ekonom yang memperkirakan penurunan hanya 0,4%. Indeks Harga Produsen (PPI) juga turun 2,2% secara tahunan, meskipun sedikit lebih baik dibandingkan penurunan 2,3% pada Januari, namun masih meleset dari perkiraan yang mengantisipasi penurunan 2,0%.

Tren deflasi ini muncul di tengah berlangsungnya Kongres Rakyat Nasional (NPC), yang membuat para pembuat kebijakan China sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *