https://hidetanakake.com/ JAKARTA – Nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan, berakhir pada level Rp16.837 per dolar AS dalam perdagangan hari Rabu (16/4/2025). Sejumlah mata uang Asia lainnya juga mengalami tren penurunan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah sebesar 10,5 poin atau 0,06% ke posisi Rp16.837 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS tercatat mengalami penurunan sebesar 0,76% ke level 99,4.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia menunjukkan variasi. Yen Jepang menguat 0,70%, dolar Hong Kong melemah tipis 0,01%, dolar Singapura menguat 0,36%, dolar Taiwan menguat 0,01%, dan won Korea Selatan menguat 0,30%. Sementara itu, peso Filipina menguat 0,09%, rupee India naik 0,09%, yuan China melemah 0,11%, ringgit Malaysia melemah 0,09%, dan baht Thailand mencatatkan penguatan signifikan sebesar 1,05%.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa dari sisi global, investor masih mencari katalis yang kuat untuk mendorong pemulihan yang lebih signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi global seiring dengan kebijakan tarif AS yang berpotensi membahayakan perekonomian dunia.
“Trump sebelumnya telah menaikkan tarif impor barang-barang dari China ke level yang sangat tinggi, mendorong Beijing untuk memberlakukan bea balas terhadap impor AS dalam perang dagang yang semakin intensif antara dua negara ekonomi terbesar dunia. Pasar khawatir kondisi ini akan memicu resesi global,” ujar Ibrahim pada Rabu (16/4/2025).
Sebagai indikasi meningkatnya ketegangan, China dilaporkan telah menginstruksikan maskapai penerbangannya untuk menangguhkan penerimaan pengiriman jet Boeing sebagai respons atas keputusan AS memberlakukan tarif sebesar 145% terhadap produk-produk China.
Selain itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) China menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% secara tahunan pada kuartal I/2025, melampaui ekspektasi sebesar 5,2%. Namun, pertumbuhan PDB secara kuartal ke kuartal berada di angka 1,2%, sedikit di bawah ekspektasi 1,4%. Angka PDB yang solid ini muncul setelah serangkaian langkah agresif dari Beijing pada akhir tahun 2024 untuk menopang pertumbuhan ekonomi domestik.
Dari dalam negeri, Ibrahim memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 akan melambat ke kisaran 4,9% hingga 5%. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2024 yang mencapai 5,02%. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2025 diperkirakan berada di kisaran 4,8% hingga 5%, lebih rendah dari target asumsi ekonomi makro 2025 sebesar 5,2%, serta target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada tahun ini.
Untuk perdagangan pada Senin mendatang, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan kembali mengalami pelemahan dan bergerak dalam kisaran Rp16.830 hingga Rp16.890 per dolar AS.