https://hidetanakake.com/ JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tren positif pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (29/4/2025), dengan mencapai level Rp16.799 per dolar AS. Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa rupiah dibuka menguat sebesar 0,34% atau 56,5 poin ke posisi Rp16.799 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat mengalami kenaikan tipis sebesar 0,09% ke level 99,1. Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia juga mengalami penguatan. Contohnya, yen Jepang terapresiasi 0,22%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, dolar Singapura naik 0,05%, dan won Korea Selatan menguat 0,17%. Selain itu, peso Filipina menguat 0,24%, rupee India menguat 0,49%, serta yuan China menguat 0,1% terhadap mata uang Paman Sam.
Performa Rupiah pada Perdagangan Sebelumnya
Pada sesi perdagangan kemarin, Senin (28/4/2025), rupiah menutup hari dengan pelemahan sebesar 26 poin atau 0,15% ke level Rp16.855 per dolar AS.
Proyeksi Pergerakan Rupiah Hari Ini
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam kisaran Rp16.840 hingga Rp16.900 per dolar AS. Beberapa sentimen dari dalam dan luar negeri diyakini akan memengaruhi dinamika pergerakan rupiah.
Sentimen Eksternal yang Mempengaruhi
Dari kancah internasional, pasar keuangan global tengah mencerna sinyal yang beragam terkait perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Beijing. Selain itu, investor juga mencermati perkembangan perundingan nuklir antara Iran dan AS di Oman yang masih berlangsung pada pekan ini. Kondisi geopolitik terkait perang Rusia dan Ukraina juga menjadi perhatian utama. Pemerintahan Trump telah mendorong Rusia dan Ukraina untuk mencapai kemajuan dalam upaya perdamaian.
Sentimen Domestik yang Perlu Diperhatikan
Dari dalam negeri, pelaku pasar menunjukkan sikap pesimistis terhadap kemampuan Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029 yang dicanangkan oleh Presiden RI terpilih Prabowo Subianto. Target tersebut dinilai semakin sulit tercapai apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di bawah 5%, sesuai dengan proyeksi berbagai lembaga internasional. Pasalnya, Indonesia perlu mencatatkan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi secara konsisten setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai sekitar 6,76% selama periode 2026 hingga 2029 untuk dapat merealisasikan target ambisius tersebut.