https://hidetanakake.com/ JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (9/5/2025), mencapai level Rp16.541. Pergerakan ini sejalan dengan tren pelemahan yang dialami oleh sebagian besar mata uang Asia lainnya.
Pelemahan Rupiah dan Penguatan Dolar AS
Mengutip data dari Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka dengan penurunan sebesar 0,24% ke posisi Rp16.541 per dolar AS. Di sisi lain, indeks dolar AS justru mengalami penguatan sebesar 0,08% ke level 100,72.
Pergerakan Mata Uang Asia Bervariasi
Sementara itu, pergerakan beberapa mata uang di kawasan Asia menunjukkan variasi pada pembukaan perdagangan. Yen Jepang tercatat menguat tipis sebesar 0,10%, dolar Hong Kong cenderung stagnan, dolar Singapura melemah sebesar 0,03%, dolar Taiwan terkoreksi 0,12%, dan won Korea Selatan mengalami pelemahan yang lebih signifikan sebesar 0,56%.
Lebih lanjut, peso Filipina juga melemah sebesar 0,20%, rupee India terkoreksi tajam sebesar 1,05%, yuan China melemah tipis 0,05%, ringgit Malaysia mengalami pelemahan sebesar 1%, dan baht Thailand juga melemah sebesar 0,47% terhadap dolar AS.
Sentimen Pasar Global
Melansir laporan dari Reuters, dolar AS mengalami kenaikan terhadap mayoritas mata uang utama pada hari Jumat. Hal ini dipicu oleh kesepakatan dagang antara AS dan Inggris yang meningkatkan harapan akan adanya kemajuan dalam pembicaraan dagang antara AS dan China yang akan datang.
Spekulasi Suku Bunga AS Mereda
Di sisi lain, spekulasi mengenai potensi pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat tampak mereda setelah pernyataan dari The Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk mengambil tindakan tersebut.
Fokus Pasar pada Negosiasi Dagang AS-China
Pasar keuangan saat ini memasuki akhir pekan dengan fokus utama tertuju pada negosiasi perdagangan antara Washington dan Beijing, yang dijadwalkan akan dimulai pada hari Sabtu di Swiss.
Optimisme Kesepakatan Dagang
“Reaksi pasar yang cenderung membeli dolar AS mungkin mencerminkan meningkatnya optimisme bahwa kesepakatan tarif tertentu dapat tercapai,” tulis Steve Englander, kepala riset mata uang G10 global di Standard Chartered, dalam catatan kepada kliennya.
Potensi Dampak Positif Détente Dagang
“Janji Trump mengenai kemungkinan détente (meredanya ketegangan) perdagangan dengan China dapat menambah optimisme bahwa gangguan global akibat perang dagang tidak akan separah kekhawatiran pasar,” pungkasnya.