Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 24 April 2025

https://hidetanakake.com/ JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp16.881 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari ini, Kamis (24/4/2025), menunjukkan pelemahan. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah memulai perdagangan dengan penurunan sebesar 0,06% atau 10 poin ke level Rp16.881 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau melemah 0,28% ke posisi 99,563.

Pergerakan Mata Uang Asia

Sejumlah mata uang di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang beragam terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,49%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, peso Filipina menguat 0,12%, dolar Singapura menguat 0,12%, dan baht Thailand menguat 0,19%. Di sisi lain, won Korea melemah 0,18%, rupee India melemah 0,27%, yuan China melemah 0,14%, ringgit Malaysia melemah 0,07%, dan dolar Taiwan melemah sebesar 0,07%.

Prediksi Pergerakan Rupiah

Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi sebelumnya telah memprediksi bahwa nilai tukar rupiah pada hari ini, Kamis (24/4/2025), akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup melemah dalam kisaran Rp16.860-Rp16.940. Ia mencatat bahwa pada perdagangan kemarin, Rabu (23/4/2025), rupiah ditutup melemah 12 poin ke level Rp16.871 setelah sempat melemah 25 poin ke level Rp16.859.

Kebijakan Suku Bunga BI

Ibrahim menjelaskan bahwa Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (22/4/2025) dan Rabu (23/4/2025) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75%. Suku bunga deposit facility dan lending facility juga tetap masing-masing berada pada level 5% dan 6,5%.

Faktor Penyebab Kebijakan BI

Menurut Ibrahim, keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Eskalasi strategi saling balas tarif impor antara kedua negara tersebut semakin memperburuk ketidakpastian global.

Kekhawatiran Inflasi Domestik

Selain itu, Ibrahim juga menyoroti kekhawatiran terkait tingkat inflasi dalam negeri. Meskipun data terkini menunjukkan bahwa inflasi masih berada di bawah target BI, tekanan deflasi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir dinilai bersifat sementara setelah berakhirnya program subsidi tarif diskon listrik. Ibrahim memperkirakan bahwa inflasi akan meningkat secara bertahap seiring dengan berakhirnya diskon tarif angkutan udara pasca periode libur Idulfitri. Peningkatan permintaan agregat dan mobilitas masyarakat setelah berbagai hari raya keagamaan dan cuti bersama di bulan-bulan mendatang juga berpotensi memberikan tekanan inflasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *